Stratifikasi sosial
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (
social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota 
masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Pengertian stratifikasi
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan 
penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat 
(hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social 
Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu 
merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah 
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial 
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, 
privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial 
sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
 tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, 
privilese dan prestise.
Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota 
masyarakat
 ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki 
kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam 
sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai 
kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan 
tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, 
benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun 
kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi kepada 
sesama
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan 
menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat
 yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran 
kekayaan, sebab orang yang 
kaya
 dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak 
kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan 
kekayaan.
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau 
kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati 
lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran 
kehormatan ini sangat terasa pada 
masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada 
masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota 
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling 
menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem 
pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu 
pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik 
(kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya 
dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti 
profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini 
jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada 
ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan 
cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya 
dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar